Manajemen Koperasi Menuju Kewirausahaan Koperasi
Oleh :
Vol. 01 No. 01 Oktober 2001
Abstrak. Koperasi merupakan salah satu
bentuk badan usaha yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang pantas
untuk ditumbuhkembangkan sebagai badan usaha penting dan bukan sebagai
alternatif terakhir. Membentuk jiwa kewirausahaan koperasi di dalam diri para
pengurus dan anggotanya adalah upaya awal untuk menuju keberhasilan gerakan
koperasi di tanah air.
Pendahuluan
Dalam usaha pemulihan krisis ekonomi
Indonesia dewasa ini, sesungguhnya koperasi mendapatkan peluang (opportunity) untuk tampil lebih eksis. Krisis ekonomi yang diawali
dengan krisis nilai tukar dan kemudian membawa krisis hutang luar negeri, telah
membuka mata semua pemerhati ekonomi bahwa "fundamental ekonomi" yang
semula diyakini kesahihannya, ternyata hancur lebur. Para pengusaha besar
konglomerat dan industri manufaktur yang selama ini diagung-agungkan membawa
pertumbuhan ekonomi yang pesat pada rata-rata 7% pertahun, ternyata hanya
merupakan wacana. Sebab, ternyata kebesaran mereka hanya ditopang oleh hutang
luar negeri sebagai hasil perkoncoan dan praktik mark-up ekuitas, dan tidak karena variabel endogenous (yang tumbuh dari dalam) (Manurung, 2000).
Setelah dicanangkan oleh pendiri negara
kita, bahwa koperasi merupakan lembaga ekonomi yang cocok dengan spirit
masyarakatnya, yaitu azas kekeluargaan. Bahkan disebutkan oleh Hadhikusuma
(2000). Kekeluargaan adalah azas yang memang sesuai dengan jiwa dan kepribadian
bangsa Indonesia dan telah berurat akar dalam jiwa bangsa Indonesia. Namun
sampai saat ini dalam kenyataannya peran koperasi untuk berkontribusi dalam
perekonomian Indonesia belum mencapai taraf signifikan. Banyaknya masalah yang
menghambat perkembangan koperasi di Indonesia menjadi problematik yang secara
umum masih dihadapi.
Pencapaian misi mulia koperasi pada
umumnya masih jauh dan idealisme semula. Koperasi yang seharusnya mempunyai
amanah luhur, yaitu membantu pemerintah untuk mewujudkan keadilan ekonomi dan
sosial, belum dapat menjalani peranannya secara maksimal. Membangun koperasi
menuju kepada peranan dan kedudukannya yang diharapkan merupakan hai yang
sangat sulit, walau bukan merupakan hal yang tidak mungkin.
OIeh karena itu, tulisan ini tetap pada
satu titik keyakinan, bahwa seburuk apapun keadaan koperasi saat mi, kalau
semua komponen bergerak bersama, tentunya ada titik terang yang diharapkan
muncul. Juga diharapkan mampu menjadi pencerahan bagi kita semua, tentang
bagaimana koperasi dikembalikan kepada cita-cita para pendiri bangsa mi,
menjadikan kegiatan ekonomi menjadi milik semua rakyat. Dengan demikian,
kesenjangan ekonomi yang merembet pada kesenjangan sosial dan penyakitpenyakit
masyarakat Iainnya dapat dikurangi (Nuhung, 2002).
Citra koperasi di masyarakat saat ini identik
dengan badan usaha marginal,
yang hanya bisa hidup bila mendapat bantuan dari pemerintah.
Hal ini sebenarnya tidak sepenuhnya benar, karena banyak koperasi yang bisa
menjalankan usahanya tanpa bantuan pemerintah. Tantangan koperasi ke depan
sebagai badan usaha adalah harus mampu bersaing secara sehat sesuai etika dan
norma bisnis yang berlaku .
Pendapat mengenai keberadaan unit usaha
koperasi dalam sistem ekonomi Indonesia, adalah: Pertama adalah yang mengutarakan perlunya mengkaji ulang apakah
koperasi masih perlu dipertahankan keberadaannya dalam kegiatan ekonomi. Secara
implisit pendapat ini menghendaki agar kita tidak perlu mempertahankan koperasi
sebagai unit usaha ekonomi. Pendapat ini mewakili pemikiran kanan baru (new-right) yang tidak begitu mempermasalahkan konsentrasi ekonomi di
kalangan segelintir orang dalam masyarakat dan tidak menghendaki adanya
pertanda pandangan populis di dalam masyarakat. Kedua, adalah pendapat yang memandang bahwa unit usaha koperasi
dipandang perlu untuk dipertahankan sekadar untuk tidak dianggap menyeleweng
dari UUD 1945.
Pendapat inilah yang selama ini hidup
dalam pemikiran bara birokrat pemerintahan. Ketiga,
adalah pendapat yang menganggap bahwa koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat
yang harus dikembangkan menjadi unit usaha yang kukuh dalam rangka proses
demokratisasi ekonomi.
Pendapat ini mendasarkan pada semangat dan
cita-cita kemerdekaan Indonesia yang ingin mengubah hubungan dialektik ekonomi,
dari dialektik kolonial pada jaman penjajahan kepada dialektik hubungan ekonomi
yang menjadikan rakyat sebagai kekuatan ekonomi (Sritua, 1997).
Tantangan bagi dunia usaha, terutama
pengembangan Usaha Kecil Menengah , mencakup aspek yang luas, antara lain :
peningkatan kualitas SDM dalam hal kemampuan manajemen, organisasi dan
teknologi, kompetensi kewirausahaan, akses yang lebih luas terhadap permodalan,
informasi pasar yang transparan, faktor input produksi lainnya, dan iklim usaha
yang sehat yang mendukung inovasi, kewirausahaan
Nama : Tanti Tri
Setianingsih
NPM : 27211023
Kelas :2EB09
No comments:
Post a Comment