Analisis Kinerja Keuangan
pada Koperasi Simpan Pinjam Binaan Aceh Micro Finance (AMF) di Kota Lhokseumawe
Oleh :
Darmawati
Jurnal
Eksekutif, volume 4, nomor 3, Desember 2007
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dari hasil analisa yang telah uraikan pada bab-bab sebelumnya,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Berdasarkan
analisa rasio modal sendiri terhadap total asset pada Koperasi Simpan Pinjam
Binaan AMF KabupatenIKota Lhokseumawe, dari hasil perhitungan rasio yang
diperoleh yaitu >
0,
artinya bahwa modal sendiri yang dimiliki oleh LKM Binaan tersebut mampu dalam
mendukung pendanaan terhadap total asset. dengan skor yang diperoleh oleh
masing-masing LKM ini adalah 10.0.
Berdasarkan
analisa rasio modal sendiri terhadap pinjaman yang diberikan beresiko,
kemampuan IXM Binaan AMF dalam menutupi resiko atas pemberian pinjaman yang
tidak didukung dengan agunan dinilai mampu. Hal ini dilihat dari hasil
perhitungan rasio yang diperoleh oleh masing- masing LK.M Binaan tersebut
adalah >
0
(nol).
Dari
hasil analisa rasio volume pinjaman kepada anggota terhadap volume pinjaman
diberikan pada LKM Binaan AMF, dengan besarnya rasio yang diperoleh 2 60% dinilai
baik, karena minimal pinjaman yang diberikan kepada anggota 60% dari pinjaman
yang diberikan. Skor yang diperoleh adalah 10.0. kecuali pada LKM KSU. Monjaya
dengan rasio yang diperoleh yaitu 22.10 < 60%.
Berdasarkan
analisa rasio pinjaman bermasalah dengan pinjaman yang diberikan pada LKM Binaan
tersebut yang kualitas pinjamannya dinilai baik yaitu Koperasi Peternakan Nusa
Indah dengan rasio 40.2% <
SO%,
artinya semakin kecil pinjaman bermasalahnya (kurang lancar, diragukan dan
macet) maka semakin baik kualitas pinjaman yang diberikan.
Berdasarkan
analisa rasio cadangan resiko dengan .resiko pinjaman bermasalah, kemampuan LKM
Binaan untuk menutupi resiko pinjaman bermasalah dinilai kurang baik,
dikarenakan cadangan penghapusan resiko yang dihimpun sangat kecil atau bahkan
sama sekali tidak memiliki cadangan penghapusan resiko, sehingga tidak mampu
untuk menutupi resiko pinjaman bermasalah. Besarnya rasio masing-masing LKM
Binaan tersebut yaitu 0%.
Berdasarkan
analisa rasio SHU sebelum pajak terhadap pendapatan operasional pada LKM Binaan
yang dinilai mampu dalam memperoleh SHU yaitu BQ. Surya Melati dengan rasio
yang diperoleh 28.7%, BQ.Cut Meutia dengan rasio 36.72%, KOPPAS
"Sepakat" rasio yang diperoleh 40.6%, dan KSU. Monjaya dengan rasio
23.6%, ha1 ini dikarenakan rasio yang diperoleh 2 5%.
Berdasarkan
analisa rasio SHU sebelum pajak terhadap total asset pada LKM Binaan yang
memperoleh rasio terendah yaitu BQ, Cut Meutia (0.6), Koperasi Peternakan Nusa
Indah (-OS), KSU. Monjaya (0.02), dan Koperasi Angsana (-8.8), ini
berarti bahwa LKM Binaan tersebut dinilaitidak memperoleh SHU atau rugi
dikarenakan rasio yang diperoleh bernilai 0 (nol) atau negatif (-).
Berdasarkan
analisa rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional pada LKM Binaan
yang memperoleh skor 0 (nol) yaitu Koperasi Peternakan Nusa Indah dan Koperasi
Angsana, ha1 ini dikarenakan besarnya beban operasional yang dikeluarkan tidak
sebanding dengan pendapatan operasionalnya.
Berdasarkan
analisa rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima pada LKM
Binaan yang memperoleh skor terendah yaitu BQ. Surya Melati, Koperasi Angsana
dan KSU. Monjaya dengan skor 0 (nol), dikarenakan rasio yang diperoleh oleh
masing-masing LKM ini 2
90%
yaitu 301.3%, 3799.4%, dan 148.9%, ini berarti pinjaman yang diberikan lebih
besar dari dana yang diterima oleh KSP tersebut.
Saran
Dari hasil
analisis dan perhitungan penulis dapat memberikan rekomendasi sebagai berikut:
LKM
Binaan AMF dalam Penvakilan Kabupaten/Kota Lhokseumawe sebaiknya mengatur
pengelolaan manajemennya lebih baik lagi untuk perkembangan di masa yang akan
datang seperti menyempurnakan rencana kerja jangka pendek (tahunan) yang
meliputi penghimpunan simpanan dan pemberian pinjaman, pendanaan, pendapatan
dan biaya, serta personil. Menyempurnakan bagan organisasi yang memuat secara
jelas garis wewenang dan tanggung jawab setiap unit kerja dan disiplin kerja.
Menyempurnakan sistem dan prosedur tertulis mengenai pengendalian intern
tentang pengamanan asset koperasi yang mencakup kas, harta tetap dan harta
likuid lainnya.
Upaya
yang mungkin bisa dilakukan adalah: Mengoptimalkan modal dan asset karena ha1
ini sangat berguna dalam penilaian kesehatan KSP/USP yang dimaksudkan untuk
mengukur kemampuan modal sendiri terhadap total asset dan juga untuk menutupi
bila terjadi resiko kemacetan pengembalian pinjaman karena tidak ada/kurang
jaminannya (agunan). Apabila modal sendiri tidak cukup untuk menutupi kemacetan
tersebut, maka akan sangat membahayakan kelangsungan hidup KSP/USP, karena
tidak akan mampu membayar kewajibannya, baik untuk membayar simpanan maupun
mengembalikan pinjaman.
Upaya
lainnya mencakup menghimpun cadangan penghapusan resiko. Upaya ini dianggap perlu
dilakukan oleh setiap KSP/USP untuk menutupi resiko pinjaman bermasalahnya,
maka apabila semakin kecil persentase cadangan resiko yang dihimpun maka
semakin tidak baik dan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup KSP/USP
tersebut. Dan juga mencoba meminimalisirkan beban operasional KSP dan USP
sertakleningkatkan SHU KSP dan USP.
DAFTAR RUJUKAN
Azis,
M.Amin. 1990. Peluang Kewirausahaan dalam Koperasi. Jakarta: Pusat Pengembangan
Agribisnis
Anonymous.
1992. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Sinar Grafika,
Jakarta.
Anoraga,
dan Widiyanti. 1997. Dinamika Koperasi. Edisi Baru. Jakarta: Rineka Cipta .
2003. Dinamika Koperasi. Jakarta: Aksara kerjasama dengan Rineka Cipta
Buku
Laporan Hasil Audit Akuntan Publik. 1999. Kopkar PT. KKA (Persero) Lhokseumawe,
KJA Udeep Saree, Banda Aceh.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Direktorat
Pengendalian Simpan Pinjam. 1999. Petunjuk Teknis Penilaian Kesehatan Koperasi
Simpan Pinjam Dan Unit Simpan Pinjam. Jakarta.
Husnan,
Suad. 1993. Pembe!anjaan Perusahaan (Dasar-dasar Manajemen Keuangan). Edisi ketiga.
Yogyakarta: Liberty
Hanel,
Alfred. 1995. Organisasi Koperasi, Pokokpokok Pemikiran Mengenai Organisasi Koperasi
dan Kebijaksanaan.
Helfet,
A.Erich. 1997. Teknik Analisa Keuangan. Terjemahan Herman Wibowo. Edisi Kedelapan.
Jakarta: Erlangga
Hilton,
Ronald W. 1991. Managerial Accounting. Publisher: Mc Graw-Hill, Inc.
Washington.
Hendrojogi.
2002. Koperasi Azas-azas, Teori dun Praktek. Edisi Revisi 2002. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Horne,
-Van J. C., dan .I.M.Wachowicz 1997. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Edisi kesembilan,
diterjemahkan kedalam edisi Indonesia oleh Hem Sutojo. Jakarta: Salemba Empat
Ikatan
Akuntan Indonesia. 1999. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat
ltna Suwandi.
1992. Koperasi, Organisasi Ekonomi yang Benvatak Sosial. Jakarta: Baratha Karya
Aksara
Nama : Tanti Tri Setianingsih
NPM : 27211023
Kelas : 2EB09
No comments:
Post a Comment