all about my task




Friday, December 7, 2012

Review 11: Pembahasan


Analisis Kinerja Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Binaan Aceh Micro Finance (AMF) di Kota Lhokseumawe
Oleh :
Darmawati
Jurnal Eksekutif, volume 4, nomor 3, Desember 2007



PEMBAHASAN

Analisa Kesehatan Kenangan Koperasi
Analisa kesehatan keuangan koperasi merupakan suatu model untuk mengetahui tentang kondisi, apakah koperasi mengalami kebangkrutan atau tidak. Disamping itu juga sebagai alat untuk menjelaskan tentang prediksi yang berarti yang berhubungan dengan kondisi koperasi dimasa yang akan datang.
Untuk menilai kinerja suatu perkoperasian tersebut sehat atau tidak merupakan ha1 yang sangat riskan dilakukan. Namun dengan adanya ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Kep. Men Kop No: 194/KEP/M/IX/1998 Perihal tentang "Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Dan Unit Simpan Pinjam (USP)", memudahkan dalam penilaian kesehatan suatu perkoperasian.
Kondisi kesehatan keuangan pada koperasi Simpan Pinjam Binaan AMF dalam Penvakilan
Kab/Kota Lhokseumawe pada tahun 2006 diuraikan sebagai berikut: KOPPAS "Sepakat" meraih predikat yang Cukup Sehat dengan skor perolehan dari aspek permodalan (10.0), aspek KAP (10.0), aspek manajemen (22.0), aspek rentabilitas (1 1 S7), dan aspek likuiditasnya (10.0), maka total skor keseluruhan aspek yaitu 73.57. Permodalan dan rentabilitas yang kokoh rnenjadi pendorong utama bagi LKM ini. Dengan keadaan yang demikian berarti koperasi tersebut masih dapat dikembangkan dimasa yang akan datang.
·         BQ. Cut Meutia dengan kemampuannya dalam mengoptimalkan modal dan assetnya serta berhasil dalam memperoleh SHU, sehingga meraih rating predikat Cukup Sehat. Skor yang diperoleh pada masing-masing aspek yaitu: aspek permodalan (20.0), aspek KAP (10.0), aspek manajemen (23.0), aspek rentabilitas (10.0), dan aspek likuiditasnya (10.0) dengan total skor yang diperoleh 73.0.
·         BQ. Surya Melati menyandang predikat Kurang Sehat dengan total skor 65.76, diperoleh dari penjumlahan skor masing-masing aspek yang dinilai yaitu: aspek permodalan (20.0), aspek Kualitas Aktiva Produktif (10.0), aspek manajemen (25.0), aspek rentabilitas (10.76) dan aspek likuiditas (0). Walaupun pengelolaan yang dilakukan sudah baik namun masih dinilai belurn berhasil dalam rnengoptimalkan asset dan masalah likuiditasnya.
·         Koperasi Peternakan Nusa Indah menyandang predikat Kurang Sehat dikarenakan jebloknya biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasionalnya. Dengan skor masingmasing aspek yarlg dinilai yaitu: aspek permodilan (20.0), aspek KAP (1 1.96), aspek manajemen (19.0), aspek rentabilitas (O), dan aspek likuiditas (10.0), jadi total skor yang diperoleh 60.96. Diharapkan untuk masa yang akan datang LKM ini harus lebih berhasil dalam meningkatkan SHU-nya dan mampu mengoptimalkan produktivitas modal dan assetnya.
·         Koperasi Angsana meraih predikat yang sama dengan koperasi Peternakan Nusa Indah menyandang predikat Kurang Sehat dikarenakan ha1 yang sama pula yaitu jebloknya beban operasional dibandingkan hiaya pendapatan operasionalnya. Adapun skor yang diperoleh dari masing-masing aspek yang dinilai yaitu: aspek permodalan (20.0), aspek KAP (10.0), aspek manajemen (21.0), aspek rentabilitas (O), dan aspek likuiditasnya (0), jadi total skor keselumhan yakni sebesar 51.0. Untuk kemajuan di masa yang akan datanp, diharapkan LKM ini mampu menguatkan rentabilitasnya dalam ha1 memperoleh SHU dan mampu mengatasi masalah likuiditasnya.
·         KSU. Monjaya meraih predikat Tidak Sehat dengan total skor 42.0 dari penjumlahan masing-masing skorpada aspek yang dinilai berikut ini: aspek permodalan (20.0), aspek KAP (0), aspek manajemen (12.0), aspek rentabilitas (10.0), dan aspek likuiditas (0). Hal ini dikarenakan LKM Binaan ini belum mampu dalam mengoptimalkan asset dan modalnya serta pengelolaannya belum begitu baik dan belum berhasil dalam mengatasi masalah likuiditasnya.


Nama   : Tanti Tri Setianingsih
NPM   : 27211023
Kelas   :2EB09


No comments:

Post a Comment