Analisis Kinerja Keuangan
pada Koperasi Simpan Pinjam Binaan Aceh Micro Finance (AMF) di Kota Lhokseumawe
Oleh :
Darmawati
Jurnal
Eksekutif, volume 4, nomor 3, Desember 2007
PEMBAHASAN
Analisa
Kesehatan Kenangan Koperasi
Analisa
kesehatan keuangan koperasi merupakan suatu model untuk mengetahui tentang
kondisi, apakah koperasi mengalami kebangkrutan atau tidak. Disamping itu juga
sebagai alat untuk menjelaskan tentang prediksi yang berarti yang berhubungan
dengan kondisi koperasi dimasa yang akan datang.
Untuk menilai
kinerja suatu perkoperasian tersebut sehat atau tidak merupakan ha1 yang sangat
riskan dilakukan. Namun dengan adanya ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam
Kep. Men Kop No: 194/KEP/M/IX/1998 Perihal tentang "Petunjuk Pelaksanaan
Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Dan Unit Simpan Pinjam (USP)",
memudahkan dalam penilaian kesehatan suatu perkoperasian.
Kondisi
kesehatan keuangan pada koperasi Simpan Pinjam Binaan AMF dalam Penvakilan
Kab/Kota Lhokseumawe pada tahun 2006
diuraikan sebagai berikut: KOPPAS "Sepakat" meraih predikat yang
Cukup Sehat dengan skor perolehan dari aspek permodalan (10.0), aspek KAP
(10.0), aspek manajemen (22.0), aspek rentabilitas (1 1 S7), dan aspek
likuiditasnya (10.0), maka total skor keseluruhan aspek yaitu 73.57. Permodalan
dan rentabilitas yang kokoh rnenjadi pendorong utama bagi LKM ini. Dengan
keadaan yang demikian berarti koperasi tersebut masih dapat dikembangkan dimasa
yang akan datang.
·
BQ.
Cut Meutia dengan kemampuannya dalam mengoptimalkan modal dan assetnya serta
berhasil dalam memperoleh SHU, sehingga meraih rating predikat Cukup Sehat.
Skor yang diperoleh pada masing-masing aspek yaitu: aspek permodalan (20.0),
aspek KAP (10.0), aspek manajemen (23.0), aspek rentabilitas (10.0), dan aspek
likuiditasnya (10.0) dengan total skor yang diperoleh 73.0.
·
BQ.
Surya Melati menyandang predikat Kurang Sehat dengan total skor 65.76,
diperoleh dari penjumlahan skor masing-masing aspek yang dinilai yaitu: aspek
permodalan (20.0), aspek Kualitas Aktiva Produktif (10.0), aspek manajemen
(25.0), aspek rentabilitas (10.76) dan aspek likuiditas (0). Walaupun
pengelolaan yang dilakukan sudah baik namun masih dinilai belurn berhasil dalam
rnengoptimalkan asset dan masalah likuiditasnya.
·
Koperasi
Peternakan Nusa Indah menyandang predikat Kurang Sehat dikarenakan jebloknya biaya
operasional dibandingkan dengan pendapatan operasionalnya. Dengan skor
masingmasing aspek yarlg dinilai yaitu: aspek permodilan (20.0), aspek KAP (1
1.96), aspek manajemen (19.0), aspek rentabilitas (O), dan aspek likuiditas
(10.0), jadi total skor yang diperoleh 60.96. Diharapkan untuk masa yang akan
datang LKM ini harus lebih berhasil dalam meningkatkan SHU-nya dan mampu
mengoptimalkan produktivitas modal dan assetnya.
·
Koperasi
Angsana meraih predikat yang sama dengan koperasi Peternakan Nusa Indah
menyandang predikat Kurang Sehat dikarenakan ha1 yang sama pula yaitu jebloknya
beban operasional dibandingkan hiaya pendapatan operasionalnya. Adapun skor
yang diperoleh dari masing-masing aspek yang dinilai yaitu: aspek permodalan
(20.0), aspek KAP (10.0), aspek manajemen (21.0), aspek rentabilitas (O), dan aspek
likuiditasnya (0), jadi total skor keselumhan yakni sebesar 51.0. Untuk
kemajuan di masa yang akan datanp, diharapkan LKM ini mampu menguatkan
rentabilitasnya dalam ha1 memperoleh SHU dan mampu mengatasi masalah likuiditasnya.
·
KSU.
Monjaya meraih predikat Tidak Sehat dengan total skor 42.0 dari penjumlahan
masing-masing skorpada aspek yang dinilai berikut ini: aspek permodalan (20.0),
aspek KAP (0), aspek manajemen (12.0), aspek rentabilitas (10.0), dan aspek
likuiditas (0). Hal ini dikarenakan LKM Binaan ini belum mampu dalam mengoptimalkan
asset dan modalnya serta pengelolaannya belum begitu baik dan belum berhasil
dalam mengatasi masalah likuiditasnya.
Nama : Tanti Tri Setianingsih
NPM : 27211023
Kelas :2EB09
No comments:
Post a Comment