KOPERASI
DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI INDONESIA:
TINJAUAN
PROBABILITAS TINGKAT ANGGOTA KOPERASI
DAN
KEMISKINAN PROVINSI*
Oleh :
Johnny
W. Situmorang dan Saudin Sijabat**
JURNAL
VOLUME 6 - SEPTEMBER 2011 : 43 – 69
III. KOPERASI
DAN KEMISKINAN INDONESIA
Sebagaimana
telah tertuang dalam pengantar dan permasalahan yang muncul dalam tulisan ini,
relasi keberadaan koperasi sebagai lembaga yang diakui mampu meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Secara agregat, perkembangan keanggotaan koperasi yang disimbolkan JAK
(jumlah anggota koperasi) dan jumlah orang miskin (JOM) di Indonesia menarik
untuk diungkapkan. Selama tahun 2000-2010, rata-rata per tahun jumlah orang miskin
mencapai 36.23 juta orang. Pada periode yang sama, jumlah anggota koperasi
mencapai 27.31 juta orang. Tiga pertanyaan mendasar atau hipotesis yang
terbangun. Pertama, apakah anggota koperasi merupakan bagian dari orang miskin?
Kedua, apakah anggota koperasi adalah miskin dan di luar jumlah orang miskin?
Ketiga, apakah anggota koperasi adalah sudah menjadi kelompok bukan orang
miskin? Pada Gambar 1 terlihat perkembangan kedua random variable tersebut
dimana perkembangan orang miskin Indonesia cenderung turun dari tahun 2000
sampai 2010 sedangkan perkembangan anggota koperasi cenderung naik pada periode
yang sama. Perkembangan ini seolah-olah telah menjawab pertanyaan relasi
koperasi dengan penanggulangan kemiskinan. Bila itu jawabannya maka pembangunan
koperasi telah sukses mengatasi kemiskinan rakyat Indonesia selama ini, sebagai
jawaban pertanyaan pertama dan ketiga. Sebaliknya, bila hipotesis kedua
diterima, suatu fenomena ironi pembangunan koperasi telah terjadi, bahwa
keberadaan koperasi belum sepenuhnya mendukung penanggulangan kemiskinan di
Indonesia. Ini berarti jumlah orang miskin sesungguhnya jauh lebih besar dari
angka statistik resmi pemerintah. turun
pada tahun 2001, jumlah orang miskin turun. Pada tahun 2002, ketika jumlah anggota koperasi naik, jumlah orang
miskin juga naik. Selama tahun 2002-2005,
ketika anggota koperasi naik dan turun, jumlah orang miskin juga turun, sampai 35.1 juta orang. Pada
tahun 2006, ketika anggota koperasi naik sedikit, jumlah orang miskin melonjak, bahkan mencapai puncaknya,
sebanyak 39.30 juta orang, selama
2000-2010. Peristiwa yang menandainya adalah krisis ekonomi secara global. Pada waktu itu, daya kompetisi
Indonesia berada pada peringkat
50 menurut Global Competitiveness Index. Selama tahun 2006-2010, jumlah orang miskin turun sampai 31.2 juta pada tahun
2010, sementara jumlah anggota koperasi
naik sedikit, menjadi 29.12 juta orang
pada tahun 2010. Kecenderungan perkembangannya adalah suatu saat perpotongan antara jumlah anggota koperasi
dan jumlah orang miskin, artinya jumlah
anggota koperasi sama dengan jumlah orang miskin di Indonesia.
Nama : Tanti Tri Setianingsih
NPM : 27211023
Kelas : 2EB09
No comments:
Post a Comment