all about my task




Friday, December 28, 2012

Review 21 ( Koperasi dan Kemiskinan Indonesia)


KOPERASI DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI INDONESIA:
TINJAUAN PROBABILITAS TINGKAT ANGGOTA KOPERASI
DAN KEMISKINAN PROVINSI*
Oleh :
Johnny W. Situmorang dan Saudin Sijabat**
JURNAL VOLUME 6 - SEPTEMBER 2011 : 43 – 69

III. KOPERASI DAN KEMISKINAN INDONESIA

Sebagaimana telah tertuang dalam pengantar dan permasalahan yang muncul dalam tulisan ini, relasi keberadaan koperasi sebagai lembaga yang diakui mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Secara agregat, perkembangan keanggotaan koperasi yang disimbolkan JAK (jumlah anggota koperasi) dan jumlah orang miskin (JOM) di Indonesia menarik untuk diungkapkan. Selama tahun 2000-2010, rata-rata per tahun jumlah orang miskin mencapai 36.23 juta orang. Pada periode yang sama, jumlah anggota koperasi mencapai 27.31 juta orang. Tiga pertanyaan mendasar atau hipotesis yang terbangun. Pertama, apakah anggota koperasi merupakan bagian dari orang miskin? Kedua, apakah anggota koperasi adalah miskin dan di luar jumlah orang miskin? Ketiga, apakah anggota koperasi adalah sudah menjadi kelompok bukan orang miskin? Pada Gambar 1 terlihat perkembangan kedua random variable tersebut dimana perkembangan orang miskin Indonesia cenderung turun dari tahun 2000 sampai 2010 sedangkan perkembangan anggota koperasi cenderung naik pada periode yang sama. Perkembangan ini seolah-olah telah menjawab pertanyaan relasi koperasi dengan penanggulangan kemiskinan. Bila itu jawabannya maka pembangunan koperasi telah sukses mengatasi kemiskinan rakyat Indonesia selama ini, sebagai jawaban pertanyaan pertama dan ketiga. Sebaliknya, bila hipotesis kedua diterima, suatu fenomena ironi pembangunan koperasi telah terjadi, bahwa keberadaan koperasi belum sepenuhnya mendukung penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Ini berarti jumlah orang miskin sesungguhnya jauh lebih besar dari angka statistik resmi pemerintah. turun pada tahun 2001, jumlah orang miskin turun. Pada tahun 2002, ketika jumlah anggota koperasi naik, jumlah orang miskin juga naik. Selama tahun 2002-2005, ketika anggota koperasi naik dan turun, jumlah orang miskin juga turun, sampai 35.1 juta orang. Pada tahun 2006, ketika anggota koperasi naik sedikit, jumlah orang miskin melonjak, bahkan mencapai puncaknya, sebanyak 39.30 juta orang, selama 2000-2010. Peristiwa yang menandainya adalah krisis ekonomi secara global. Pada waktu itu, daya kompetisi Indonesia berada pada peringkat 50 menurut Global Competitiveness Index. Selama tahun 2006-2010, jumlah orang miskin turun sampai 31.2 juta pada tahun 2010, sementara jumlah anggota koperasi naik sedikit, menjadi 29.12 juta orang pada tahun 2010. Kecenderungan perkembangannya adalah suatu saat perpotongan antara jumlah anggota koperasi dan jumlah orang miskin, artinya jumlah anggota koperasi sama dengan jumlah orang miskin di Indonesia.

Nama   : Tanti Tri Setianingsih
NPM   : 27211023
Kelas   : 2EB09


No comments:

Post a Comment