all about my task




Thursday, December 20, 2012

Review 15 (Metode Kajian)


Kajian Tentang Keterkaitan Koperasi Sekunder Dengan Koperasi Primer Anggotanya
Oleh:
Togap Tambunan dan Jannes Situmorang
Jurnal Volume 4 – Agustus 2009 : 140-160


III. METODE KAJIAN
3.1     Objek Kajian
          Objek kajian ini mencakup: (1) Koperasi sekunder tingkat provinsi (pusat dan gabungan), dan (2) Koperasi primer anggota.
3.2     Lokasi dan Waktu Kajian
          Kajian ini telah dilaksanakan pada 8 provinsi yang memiliki koperasi sekunder masing-masing: Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesu Selatan, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Barat.\
3.3     Metode Penarikan Sampel (Sampling Methode)
          Penarikan sampel pada objek kajian dilakukan dengan metode Purposive Sampling. Dari lokasi kajian yang telah ditentukan, kemudian dipilih koperasi sekunder dan primer anggota sebagai sampel. Sampel koperasi sekunder tingkat provinsi dan koperasi primer anggota dipilih berdasarkan informasi dari dinas koperasi provinsi setempat. Koperasi sekunder dimaksud adalah yang masih aktif dan memililki keterkaitan dengan koperasi anggotanya. Responden penelitian ini adalah pengurus koperasi sekunder dan pengurus koperasi primer anggotanya.
3.4     Jenis Data
          Data yang dikumpulkan sebagai bahan analisis terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari para responden melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar perbyataan yang telah disusun secara terstruktur. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari laporan-laporan Kementrian Koperasi dan UMKM, BPS tingkat provinsi, dinas koperasi tingkat provinsi dan kabupaten, dan dari masing-masing koerasi.
3.5     Seleksi Fungsi-fungsi Keterkaitan
          Keterkaitan antara koperaso sekunder dengan koperasi primer dapat dilihat dari pelaksanaan fungsi-fungsi diantara mereka. Fungsi-fungsi yang harus dilaksanakan oleh masing-masing tentu sangat banyak. Seleksi Fungsi-fungsi tersebut dilakukan dengan berpedoman pada Petunjuk Pemeringkatan Koperasi Berkualitas dan Koperasi Berprestasi. Diperoleh 25 fungsi yang layak dijadikan fakor yang menentukan keterkaitan dimaksud. Fungsi-fungsi tersebut dikelompokan dalam tiga bagian masing-masing: (1) Fungsi kelembagaan, (2) Fungsi Usaha, dan (3) Fungsi penunjang. Definisi fungsi tersebut adalah :
     
      A.    Kelembagaan
FA1     : memberikan bimbingan dan advokasi keanggotaan
FA2     : memberikan masukan mengenai RAT (menghadiri, mengarahkan)
FA3     : ikut menyusun rencana kerja RAPB Koperasi Sekunder
FA4     : memberikan pelatihan manajerial koperasi
FA5     : menegakkan implementasi nilai-nilai koperasi
FA6     : memberikan pelatihan organisasi koperasi
FA7     : memberikan pelatihan keanggotaan koperasi
FA8     : mengadakan pertemuan khusus, ilmiay (seminar, lokakarya)
FA9     : membangun kerjasama antara koperasi anggota
FA10   : mengupayakan kemitraan dengan pihak ketiga
FA11   : mengadakan pertemuan secara periodik
FA12   : menghadiri RAT Koperasi Sekunder
FA13   : membagian SHU kepada anggota
FA14   : memenuhi kewajiban

      B.     Usaha
FB1     : membantu penyusunan business plan (rencana kerja)
FB2     : membantu dan membangun jaingan pemasaran
FB3     : membantu pengolahan/proses produksi
FB4     : membantu permodalan/ pembiayaan produksi
FB5     : membantu promosi
FB6     : mengadakan temu usaha

      C.     PENUNJANG
FC1     : membantu administrasi bisnis (pembukuan, akuntansi, dll)
FC2     : membantu manajemen
FC3     : membantu sistem informasi
FC4     : membantu penyebarann informasi
FC5     : membantu image (citra) koperasi
Keterangan :
Fungsi FA1, FA2, FA4 sampai FA11, dan FA13; FB1 sampai FB6 dan FC1 sampai FC5 diaksanaka oleh koperasi sekunder kepada koperasi primer anggota, sedangkan fungsi F3, F13 dan F13 dilaksanakan oleh koperasi primer anggota kepada koperasi sekunder.

3.6 Metode Analisis Data
a)        Uji Chi Square (Uji X2)
          Keterkaitan antara Koperasi sekunder dengan koperasi primer anggotanya dapat dianalisis dengan metode Chi-Square (Uji X2) dengan rumus ;




Keterangan:
X2       = Chi-Square
fo       =  Frekuensi yang diperoleh dari sampel (hasil observasi)
fh       = frekuensi yang diharapkan atau disebut juga frekuensi teoritis.

fe =  (∑ f kolom) (∑ f baris)
                      Total
Keterangan :
fe                   = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis)
∑ f kolom      = Jumlah frekuensi kolom
∑ f baris        = Jumlah frekuensi baris
Total              = Jumlah baris dan kolom (keduanya harus sama)

Setelah perhitungan dengan metode Chi-Square, analisis kemudian dilanjutkan dengan uji signifikansi.

b)       Uji Signifikasnsi
Uji signifikansi digunakan untuk menunjukkan bahwa apakah ada hubungan yang signifikan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Dalam penelitian ini, uji signifikansi untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara koperasi sekunder dengan koperasi primer anggotanya melalu fungsi-fungsi yang mereka lakukan. Hipotesis yang digunakan adalah hipotesis nol/nihil (H0) dan hipotesis tandingan/alternatif (H1)
Terima H0 memiliki arti tidak ada keterkaitan yang signifikan antara koperasi sekunder dengan koperasi primer anggotanya. Sebaliknya H0 ditolak atau terima H1 berarti ada keterkaitan yang signifikan antara kedua variabel. Nilai X2 diperoleh dari hasil perhitungan sesuai rumus chi square di atas. Sedangkan nilai X2 α dengan derajad bebas tertentu adalah nilai chi square statistik. Yang dapat dilihat pada tabel chi square standar. Derajat bebas (d.b) diperoleh dengan rumus:
(Jumlah baris – 1 ) dikalikan (jumlah kolom – 1)
Taraf signifikansi yang digunakan untuk mengukur derajat hubungan, asosiasi, atau dependensi dari klasifikasi-klasifikasi dalam tabel kontingensi. Derajat hubungan disini menunjukkan ada korelasi atau tidak antara kolom dan baris tabel kontingensi, dan apakah hubungan tersebut kuat atau tidak kuat. Rumus koefisien kontingensi adalah :

Dimana:
C         = koefisien kontingensi
X2        = Nilai chi-square
N         = besar sampel
           
            Nilai koefisien kontingensi (C) berkisar antara nol hingga satu. Jika C = 0 maka tidak terdapat keterkaitan antara koperasi sekunder dengan koperasi primer anggotanya. Jika C = 1 maka terdapat keterkaitan yang sangat kuat diantara keduanya, dan jika C > 0.5 maka terdapat keterkaitan antara keduanya namun keterkaitan tersebut lemah.

Nama   : Tanti Tri Setianingsih
NPM   : 27211023
Kelas   : 2EB09

No comments:

Post a Comment