Kajian Tentang
Keterkaitan Koperasi Sekunder Dengan Koperasi Primer Anggotanya
Oleh:
Togap Tambunan
dan Jannes Situmorang
Jurnal Volume 4
– Agustus 2009 : 140-160
III.
METODE KAJIAN
3.1 Objek Kajian
Objek kajian ini mencakup: (1) Koperasi sekunder tingkat
provinsi (pusat dan gabungan), dan (2) Koperasi primer anggota.
3.2 Lokasi dan Waktu Kajian
Kajian ini telah dilaksanakan pada 8 provinsi yang memiliki
koperasi sekunder masing-masing: Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesu Selatan, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, dan
Kalimantan Barat.\
3.3 Metode Penarikan Sampel (Sampling Methode)
Penarikan sampel pada objek kajian dilakukan dengan metode Purposive Sampling. Dari lokasi kajian
yang telah ditentukan, kemudian dipilih koperasi sekunder dan primer anggota
sebagai sampel. Sampel koperasi sekunder tingkat provinsi dan koperasi primer
anggota dipilih berdasarkan informasi dari dinas koperasi provinsi setempat.
Koperasi sekunder dimaksud adalah yang masih aktif dan memililki keterkaitan
dengan koperasi anggotanya. Responden penelitian ini adalah pengurus koperasi
sekunder dan pengurus koperasi primer anggotanya.
3.4 Jenis Data
Data yang dikumpulkan sebagai bahan analisis terdiri dari
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari para responden
melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar perbyataan yang telah
disusun secara terstruktur. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari
laporan-laporan Kementrian Koperasi dan UMKM, BPS tingkat provinsi, dinas
koperasi tingkat provinsi dan kabupaten, dan dari masing-masing koerasi.
3.5 Seleksi Fungsi-fungsi Keterkaitan
Keterkaitan
antara koperaso sekunder dengan koperasi primer dapat dilihat dari pelaksanaan
fungsi-fungsi diantara mereka. Fungsi-fungsi yang harus dilaksanakan oleh
masing-masing tentu sangat banyak. Seleksi Fungsi-fungsi tersebut dilakukan
dengan berpedoman pada Petunjuk Pemeringkatan
Koperasi Berkualitas dan Koperasi Berprestasi. Diperoleh 25 fungsi yang
layak dijadikan fakor yang menentukan keterkaitan dimaksud. Fungsi-fungsi
tersebut dikelompokan dalam tiga bagian masing-masing: (1) Fungsi kelembagaan,
(2) Fungsi Usaha, dan (3) Fungsi penunjang. Definisi fungsi tersebut adalah :
A.
Kelembagaan
FA1 : memberikan bimbingan dan advokasi keanggotaan
FA2 : memberikan masukan mengenai RAT
(menghadiri, mengarahkan)
FA3 : ikut menyusun rencana kerja RAPB Koperasi
Sekunder
FA4 : memberikan pelatihan manajerial koperasi
FA5 : menegakkan implementasi nilai-nilai
koperasi
FA6 : memberikan pelatihan organisasi koperasi
FA7 : memberikan pelatihan keanggotaan koperasi
FA8 : mengadakan pertemuan khusus, ilmiay
(seminar, lokakarya)
FA9 : membangun kerjasama antara koperasi
anggota
FA10 : mengupayakan kemitraan dengan pihak ketiga
FA11 : mengadakan pertemuan secara periodik
FA12 : menghadiri RAT Koperasi Sekunder
FA13 : membagian SHU kepada anggota
FA14 : memenuhi kewajiban
B.
Usaha
FB1 : membantu penyusunan business plan
(rencana kerja)
FB2 : membantu dan membangun jaingan pemasaran
FB3 : membantu pengolahan/proses produksi
FB4 : membantu permodalan/ pembiayaan produksi
FB5 : membantu promosi
FB6 : mengadakan temu usaha
C.
PENUNJANG
FC1 : membantu administrasi bisnis (pembukuan,
akuntansi, dll)
FC2 : membantu manajemen
FC3 : membantu sistem informasi
FC4 : membantu penyebarann informasi
FC5 : membantu image (citra) koperasi
Keterangan :
Fungsi FA1, FA2, FA4
sampai FA11, dan FA13; FB1 sampai FB6 dan FC1 sampai FC5 diaksanaka oleh
koperasi sekunder kepada koperasi primer anggota, sedangkan fungsi F3, F13 dan
F13 dilaksanakan oleh koperasi primer anggota kepada koperasi sekunder.
3.6
Metode Analisis Data
a)
Uji
Chi Square (Uji X2)
Keterkaitan
antara Koperasi sekunder dengan koperasi primer anggotanya dapat dianalisis
dengan metode Chi-Square (Uji X2)
dengan rumus ;
Keterangan:
X2 = Chi-Square
fo =
Frekuensi yang diperoleh dari sampel (hasil observasi)
fh = frekuensi yang diharapkan atau disebut
juga frekuensi teoritis.
fe = (∑ f kolom) (∑ f baris)
Total
Keterangan
:
fe = frekuensi yang diharapkan
(frekuensi teoritis)
∑
f kolom = Jumlah frekuensi kolom
∑
f baris = Jumlah frekuensi baris
Total = Jumlah baris dan kolom (keduanya
harus sama)
Setelah perhitungan
dengan metode Chi-Square, analisis kemudian dilanjutkan dengan uji
signifikansi.
b)
Uji
Signifikasnsi
Uji signifikansi
digunakan untuk menunjukkan bahwa apakah ada hubungan yang signifikan antara
satu variabel dengan variabel lainnya. Dalam penelitian ini, uji signifikansi
untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara koperasi sekunder
dengan koperasi primer anggotanya melalu fungsi-fungsi yang mereka lakukan.
Hipotesis yang digunakan adalah hipotesis nol/nihil (H0) dan
hipotesis tandingan/alternatif (H1)
Terima H0 memiliki arti
tidak ada keterkaitan yang signifikan antara koperasi sekunder dengan koperasi
primer anggotanya. Sebaliknya H0 ditolak atau terima H1 berarti
ada keterkaitan yang signifikan antara kedua variabel. Nilai X2
diperoleh dari hasil perhitungan sesuai rumus chi square di atas. Sedangkan nilai X2 α dengan derajad
bebas tertentu adalah nilai chi square
statistik. Yang dapat dilihat pada tabel chi
square standar. Derajat bebas (d.b) diperoleh dengan rumus:
(Jumlah baris – 1 )
dikalikan (jumlah kolom – 1)
Taraf signifikansi yang
digunakan untuk mengukur derajat hubungan, asosiasi, atau dependensi dari
klasifikasi-klasifikasi dalam tabel kontingensi. Derajat hubungan disini
menunjukkan ada korelasi atau tidak antara kolom dan baris tabel kontingensi,
dan apakah hubungan tersebut kuat atau tidak kuat. Rumus koefisien kontingensi
adalah :
Dimana:
C = koefisien kontingensi
X2 = Nilai chi-square
N = besar sampel
Nilai
koefisien kontingensi (C) berkisar antara nol hingga satu. Jika C = 0 maka
tidak terdapat keterkaitan antara koperasi sekunder dengan koperasi primer
anggotanya. Jika C = 1 maka terdapat keterkaitan yang sangat kuat diantara
keduanya, dan jika C > 0.5 maka terdapat keterkaitan antara keduanya namun
keterkaitan tersebut lemah.
Nama : Tanti Tri Setianingsih
NPM : 27211023
Kelas : 2EB09
No comments:
Post a Comment