KOPERASI DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI INDONESIA:
TINJAUAN PROBABILITAS TINGKAT ANGGOTA KOPERASI
DAN KEMISKINAN PROVINSI*
Oleh :
Johnny W. Situmorang dan Saudin Sijabat**
JURNAL VOLUME 6 - SEPTEMBER 2011 :
43 – 69
IV.
METODE STUDI
Relasi
keberadaan koperasi dan penanggulangan kemiskinan dapat dianalisis dari
berbagai model atau metode. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, relasi dalam hal
ini diuraikan dengan metode probilitas berdasarkan tree analysis (analisis
pohon). Metode ini sangat baik digunakan untuk menjelaskan relasi manakala
cakupannya menilai kaitan situasional antara dua peristiwa secara bertahap yang
mungkin mempunyai relasi satu dengan lainnya (Anderson et al, 2004; Keller,
2005). Model analisis dapat dilihat dari diagram The Venn pada Gambar 2
dengan menggunakan the Addition Law. Terlihat, ketika diketahui
dua kejadian (events), A (keanggotaan koperasi) dan B (kemiskinan),
kombinasi kejadian bisa terjadi, yakni union of events (gabungan
kejadian) A dan B dan intersection of events (irisan kejadian) antara A
dan B.
Dari Gambar 2, sangat baik menjelaskan pengetahuan
probabilitas setidaknya satu dari dua kejadian, kejadian A atau B atau
keduanya. Penggabungan kejadian, A atau B, dicatat sebagai A U B sedangkan
irisan kejadian, A dan B dicatat sebagai A ∩ B. The Addition Law (Rule) dapat menghitung
probabilitas kejadian A atau B dengan rumus P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(A dan
B)
dimana P(A
atau B) atau P(A U B) adalah probabilitas kejadian A atau B, atau keduanya.
P(A) adalah probabilitas kejadian A dan P(B) adalah probabilitas kejadian B.
Bila kejadian A dan B masing-masing terdiri dari tiga kategori, yakni tinggi,
sedang, dan rendah, maka berbagai interaksi kejadian mungkin terjadi (Tabel 4).
Tabel
4.
Beberapa
Interaksi Kejadian A dan B dengan Tiga Kategori
Berdasarkan
Tabel 4, joint, marginal, dan conditional probabilities dapat
diketahui. Joint probability {P(AiBj), yakni probabilitas interseksi
antar kejadian, adalah:
P(AiBj) = P (Ai ∩ Bj)
Sedangkan
marginal probability, yakni probabilitas setiap kategorial kejadian A dan B
karena lokasinya di luar tabel. Misalnya, probabilitas kejadian B1 {P(total
B1)} dan A1 {P(total A1)} adalah:
P(total B1) =
ΣAiB1
P(total A1) =
ΣA1Bj
Hal
itu berlaku juga bagi kategorial A2 dan A3 serta B2 dan B3. Untuk mengetahui conditional
probability, yakni probabilitas kejadian A terkait dengan B, ata u P (A│B),
dan ke jadian B terkait dengan A, ata u P (B│A). Rumus conditional
probability kejadian A terkait B adalah:
Sedangkan rumus
conditional probability kejadian B terkait A adalah:
Peubah
yang digunakan dalam analisis ini adalah tingkat keanggotaan koperasi dan
tingkat kemiskinan setiap propinsi (33 provinsi). Tingkat keanggotaan koperasi
provinsi (regional membership cooperative size) merupakan ukuran relatif
anggota koperasi provinsi secara nasional atau notasinya adalah Tingkat Anggota
Koperasi Provinsi (TAKP). Sedangkan tingkat kemiskinan propinsi (regional
poverty rate) adalah ukuran relatif kemiskinan provinsi secara nasional
atau dinotasikan sebagai Tingkat Kemiskinan Provinsi (TKP). Asumsi dasarnya
adalah adanya hubungan yang nyata antara keanggotaan koperasi dan kemiskinan
yang hubungannya negatif. Artinya, masyarakat yang menjadi anggota koperasi
adalah dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya. Semakin tinggi tingkat
keanggotaan koperasi semakin rendah tingkat kemiskinan. Pengkategorian setiap
peubah didasarkan pada margin of error dengan selang kepercayaan 95%.
Data yang yang digunakan adalah data penampang agregatif pada tahun 2009. Dengan
terlebih dahulu menentukan tingkat anggota koperasi dan tingkat kemiskinan tahun
2009 sebagai tahun analisis dan setiap provinsi sebagai data penampang, kategori
tingkat anggota koperasi dan tingkat kemiskinan tiap provinsi dapat ditentukan.
Selanjutnya, dengan metode perhitungan probabilitas dan analisis pohon, maka
probabilitas relasi koperasi dengan penanggulangan kemiskinan dapat terungkap.
Nama : Tanti Tri Setianingsih
NPM : 27211023
Kelas : 2EB09
No comments:
Post a Comment