Membangun Citra Koperasi
Indonesia
Oleh :
Sukidjo
(Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta)
Jurnal Ekonomi &
Pendidikan, Volume 5 Nomor 2, Desember 2008
Kunci Sukses Koperasi
Berdasarkan
hasil kajian terhadap berbagai koperasi di Indonesia yang sukses, Jangkung
Handoyo Mulyo (2007) mengidentifikasi beberapa factor kunci sukses dalam rangka
pengembangan dan pemberdayaan koperasi. Faktor–faktor tersebut adalah :
1.
Pemahaman
pengurus dan anggota terhadap jati diri koperasi, yang dicitrakan oleh
pengetahuan mereka terhadap ‘tiga serangkai koperasi’ yang meliputi pengertian
koperasi (definition of co-operative), nilai-nilai koperasi (values of
cooperative) dan prinsip-prinsip gerakan koperasi (principles of co-operative).
Setelah dipahami, selanjutnya diimplementasikan dalam setiap aktivitas
koperasi.
2.
Kemampuan
Pengurus untuk mengidentifikasi kebutuhan kolektif anggota. Melalui penjaringan
aspirasi anggota akan dapat diketahui berbagai kebutuhan yang diinginkan
anggota, sehingga akan dapat diidentifikasi kebutuhan kolektif para anggota.
3.
Adanya
kesungguhan Pengurus dan pengelola dalam mengelola koperasi. Untuk itu pengurus
dan pengelola perlu kerja keras, ulet, inovatif, pantang menyerah, jujur dan
transparan. Agar koperasi berhasil, diperlukan figur pengurus yang memang
benar-benar dapat mengemban amanah anggota.
4.
Kegiatan
usaha koperasi harus bersinergi dengan usaha anggota, sehingga koperasi akan
mampu memfasilitasi dan memberikan pelayanan sebaik-baiknya apa yang diperlukan
anggota.
5.
Biaya
transaksi antara koperasi dengan anggota lebih rendah jika dibandingkan dengan
biaya transaksi antara anggota terhadap badan usaha non koperasi.
Bagaimana Membangun Citra Koperasi
Kita sadar, dewasa ini citra koperasi di mata masyarakat kurang baik
sehingga masyarakat cenderung memberi kesan negative terhadap koperasi. Hal ini
disebabkan banyak koperasi yang gagal, banyak koperasi yang disalahgunakan oleh
Pengurus, dan banyak koperasi yang tidak professional. Oleh sebab itu, kita
tidak perlu terkejut atau heran terhadap berbagai atribut yang berupa ejekan
yang diarahkan pada koperasi. Berbagai ejekan tersebut, antara lain pengertian
koperasi diartikan menjadi “kuperas-i”; koperasi diidentikan dengan “korupsi”,
KUD diartikan “Ketua Untung Dulu”; “Kamu Utang Dulu” dan sebagainya. Terhadap
ejekan tersebut Pengurus koperasi tidak perlu “kebakaran jenggot”, melainkan Pengurus
perlu menunjukkan kinerja yang baik dalam pengelolaan koperasi. Jika Pengurus mampu
menunjukkan bukti-bukti keberhasilan koperasi, maka lama kelamaan perasaan
sinis dan citra negative secara perlahan-lahan akan hilang dengan sendirinya.
Upaya yang perlu dilakukan untuk memperbaiki dan
membangun citra koperasi antara lain, sebagai berikut :
- Pemerintah perlu mensosialisasikan kembali hakikat dan substansi pasal 33 UUD 1945, di mana perekonomian disusun berdasarkan atas asas kekeluargaan. Istilah disusun mengindikasikan pemerintah harus bertindak aktif menyusun, mengatur dan mengusahakan ke arah perekonomian yang didasarkan atas demokrasi ekonomi dan jangan membiarkan perekonomian tersusun sendiri atas kekuatan pasar.
- Pemerintah perlu memiliki political will yang kuat terhadap eksistensi dan pengembangan koperasi sebagai sarana membangun perekonomian nasional menuju pada keadilan dan kesejahteraan social. Untuk itu, berbagai peraturan dan kebijaksanaan ekonomi diharapkan dapat menumbuhkan iklim yang kondusif bagi pengembangan koperasi, memberikan kepastian usaha , memberikan perlindungan terhadap koperasi, menciptakan kondisi persaingan yang sehat, dalam pelaksanaan mekanisme pasar (UU No. 25 Tahun 2000).
- Pemerintah perlu bertindak tegas untuk memberi sangsi dan atau membubarkan organisasi yang berkedok koperasi, koperasi-koperasi yang “tidur”, koperasi yang tidak sehat, dan selanjutnya membina koperasi yang prospektif dan benar-benar sehat.
- Membangun jaringan kerjasama usaha antara koperasi dengan badan usaha lain dengan dilandasi kemitraan yang saling menguntungkan. Kerjasama kemitraan tersebut antara lain dalam hal : pengadaan bahan baku, proses produksi, pemasaran, misalnya melalui program bapak angkat, joint venture, waralaba, intiplasma, maupun subkontrak.
- Menyebarluaskan informasi terhadap koperasi yang berhasil melalui media massa, sehingga masyarakat mengetahui bahwa banyak koperasi yang berhasil, patut menjadi contoh dan mampu berperan dalam perekonomian local maupun nasional. Sebaliknya media pers sebaiknya mengurangi pemberitaan negative tentang koperasi, untuk lebih menonjolkan berita positif keberhasilan koperasi dari berbagai wilayah dan berbagai jenis koperasi.
- Meningkatkan wawasan dan nilai-nilai perkoperasian di kalangan generasi muda melalui pendidikan perkoperasian di tiap sekolah maupun lembaga pendidikan lainnya, sehingga generasi muda memahami benar tentang manfaat dan peranan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan dan keadilan social.
- Meningkatkan jiwa dan semangat kewirausahaan dalam koperasi, sehingga terbentuk koperasi memiliki budaya kewirausahaan, berani bersaing, serta mampu menciptakan produk yang memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan
kompetitif.
Nama : Tanti Tri Setianingsih
NPM : 27211023
Kelas : 2EB09
No comments:
Post a Comment